Powered By Blogger

Cari Blog Ini

Minggu, 20 Desember 2009

KEHARUSAN MENUNTUT ILMU

Oleh Rian Hidayat El-Padary

Ajaran Islam sungguh paripurna, mencakup segala aspek kehidupan. Semua diatur dengan indahnya oleh Islam. Begitu juga dalam menuntut ilmu. Dalam ajaran Islam, Allah telah memerintahkan umat-Nya untuk belajar dan menuntut ilmu, bahkan Rasulullah SAW. mewajibkan menuntut ilmu yang tertuang dalam sabdanya:

“Menuntut ilmu adalah fardhu atas tiap-tiap orang Islam, dan sesungguhnya orang yang menuntut ilmu itu meminta ampun baginya tiap-tiap sesuatu, sehingga ikan-ikan dalam lautan (pun meminta ampun untuknya).” (HR Ibn Abdulbar)

Menuntut ilmu itu adalah suatu kewajiban dari setiap insan yang beriman kepada Allah. Tanpa adanya perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Besar pahalanya mencari ilmu pengetahuan, sehingga ikan-ikan di lautan turut mendoakannya, memintakan ampun kepada Allah untuknya, dan seluruh isi dunia turut memohonkan ampunan untuknya.

Di dalam Al-Qur’an, akan kita temukan berbagai ayat yang menyatakan keharusan menuntut ilmu.

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu-lah yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS Al ‘Alaq [96]: 1-5)

Dalam ayat ini Allah menjelaskan keagungan rahmat-Nya, yakni mengajarkan kepada mereka apa yang tidak mereka ketahui. Inilah nikmat Allah SWT untuk hamba-hamba-Nya.

Sebagian ulama ada yang menafsirkan kata ‘bacalah’. Tidak hanya membaca buku atau teks-teks tertulis, tapi juga membaca keadaan dan lingkungan.

Kenalilah alam sekitar kita, dunia ini terus berkembang dan tidak tertambat di masa lalu. Maka kita harus mempersiapkan diri agar tidak terlindas zaman. Bacalah lingkungan, bahwa lingkungan sedang mengalami kemajuan. Apakah kita tidak berpikir bagaimana caranya agar tidak tertinggal kemajuan zaman?

Ilmu laksana lentera dalam kegelapan, ia akan mengantarkan siapapun yang memegang lentera itu, ia sangat besar manfaatnya namun sangat ringan dibawa kemanapun kita pergi dan tidak akan menyesatkan pemiliknya.

Ilmu merupakan makanan bagi ruh, sebagaimana kita makan untuk tubuh kita. Jika ruh kita tidak diberi makanan, maka bagaikan tubuh yang tidak diasupi makanan. Dan orang yang berilmu laksana mutiara yang bersinar terang. Walaupun ia diletakan di lumpur yang kotor, mutiara tetaplah mutiara, orang yang berilmu ketika bergaul dengan orang-orang yang kurang berilmu akan semakin kelihatan sisi keilmuannya. Insan berilmu, tetaplah insan berilmu, ia akan berguna dimanapun ia berpijak.

Masih banyak keutamaan dan keuntungan orang yang berilmu yang digambarkan Rasulullah SAW. Seperti dalam sabdanya sebagai berikut:

Abu Hurairah ra berkata: Rasulullah SAW. bersabda: “Siapa yang berjalan di suatu jalan untuk menuntut ilmu pengetahuan, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.” (HR Muslim)

Dari hadits ini tampak jelas bahwa tiket surga akan mudah didapat oleh seorang pembelajar (ahli ilmu). Karena sang pembelajar akan lebih mudah mengenal Tuhannya. Oleh karena itu, marilah kita menjadi ahli ilmu yang berniat ikhlas untuk menggapai keridhaan-Nya yang akan berbuah surga. Dan marilah kita menyebarkan paradigma bahwa dengan menjadi pembelajar, akan mengantarkan kita pada surga-Nya.

Wallahu A’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar