KEUTAMAAN AHLI ILMU
Oleh Rian Hidayat El-Padary
Salah satu ciri utama yang membedakan manusia dengan binatang adalah ilmu. Ilmu yang dimiliki inilah yang memuliakan kita dari binatang. Manusia tanpa ilmu seperti binatang yang berjalan di muka bumi dan laksana bangkai yang berkeliaran.
Manusia juga dikatakan hewan yang berpikir (hayawanun nathiq), hal ini bisa kita fahami bahwa jika manusia tidak berpikir, tidak memanfatkan pikiran atau akal yang yang sudah dikaruniakan Allah SWT, maka batas yang membedakan manusia dan hewan lenyaplah sudah.
Tentang keutamaan ilmu ini yang sungguh besar manfaatnya. Allah SWT berfirman:
“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu!” Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al Mujaadilah [58]: 11).
Dalam menafsirkan ayat ini, ada yang berkata, “Allah akan meninggikan orang mukmin yang berilmu atas orang mukmin yang tidak berilmu. Dengan ditinggikannya beberapa derajat, hal itu menunjukan keutamaan, karena yang dimaksud dengannya adalah banyaknya pahala, karena ilmu yang dimilikinya, derajat seorang alim menjadi tinggi. Pengangkatan derajat itu mencakup maknawi di dunia dengan tingginya kedudukan dan nama baik, serta indrawi di akhirat dengan tingginya kedudukan di surga.”
Allah SWT berfirman:
“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS Al ‘Imran [03]: 18).
Rasulullah SAW. bersabda: “Sesungguhnya para malaikat akan meletakan sayap-sayapnya sebagai tanda keridhaan bagi penuntut ilmu. Sesungguhnya orang yang berilmu akan dimohonkan ampunan baginya oleh orang-orang yang tinggal di langit dan di bumi, serta ikan-ikan yang berada di dalam air. Dan sesungguhnya keutamaan orang yang berilmu atas orang yang ahli ibadah adalah seperti keutamaan bulan purnama atas semua bintang. Sesungguhnya para ulama itu merupakan pewaris para nabi. Dan para nabi tidaklah mewariskan dinar maupun dirham, akan tetapi mereka mewariskan ilmu. Oleh karena itu, barang siapa yang mengambilnya berarti dia telah mengambil bagian yang sempurna.” (HR Abu Dawud).
Jika seorang penuntut ilmu, baik ilmu syariat agama, maupun salah satu ilmu duniawi yang diperbolehkan, bersungguh-sungguh ingin meraih kesuksesan dan mendapatkan manfaat dari ilmu yang dipelajarinya, baik manfaat duniawi maupun ukhwari, maka dia harus berpegang teguh dan menjalankan syarat-syarat yang telah ditentukan dan etika-etika yang ditetapkan untuk seorang pembelajar, sehingga apa yang dicita-citakannya terwujud dan dia mendapatkan pahala atas hal tersebut, sebagai karunia dan nikmat dari Allah SWT selain mendapatkan manfaat duniawi (harta) dari ilmu yang dimilikinya.
Wallahu A’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar